Daftar isi
- Apa itu psikologi positif?
- Promosikan kekuatan dan kurangi kritik
- Melatih kecerdasan emosional
- Bangun ketahanan
- Rasa syukur dan perhatian
- Tumbuh dan belajar bersama
Siapa yang tidak tahu perasaan yang menghampiri Anda saat anak Anda tertidur dengan mata berbinar setelah seharian penuh petualangan dan penemuan? Itu memenuhi Anda dengan kebanggaan, kebahagiaan, dan kepuasan yang tidak dapat Anda temukan di tempat lain.
Kunci dari momen kebahagiaan ini terletak pada psikologi positif - sebuah pendekatan yang berfokus tidak hanya pada kesejahteraan anak-anak, tetapi juga kesejahteraan seluruh keluarga.
Namun apa sebenarnya maksud dari istilah tersebut dan bagaimana kita sebagai orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Apa itu psikologi positif?
Psikologi positif lebih dari sekedar kata kunci ilmiah. Ini adalah pendekatan berbasis sains yang berfokus pada aspek positif kehidupan manusia. Daripada hanya berfokus pada hal negatif, pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, kebajikan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Psikolog seperti Martin Seligmantelah menunjukkanbahwa pelatihan yang ditargetkan untuk emosi positif, komitmen dan hubungan interpersonal dapat secara signifikan meningkatkan sikap terhadap kehidupan.
Namun bagaimana konsep ini dapat diintegrasikan secara spesifik ke dalam pendidikan?
Promosikan kekuatan dan kurangi kritik
Kami orang tua cepat menunjukkan kesalahan dan kelemahan kepada anak-anak kami. Semua dengan tujuan mempersiapkan mereka menghadapi masa depan dan menyelamatkan mereka dari kesalahan di masa depan.
Psikologi positif merekomendasikan pendekatan berbeda di sini. Daripada (terus-menerus) mengkritik, kita sebagai orang tua harus mengenali kelebihan anak kita dan secara khusus mendorongnya. Misalnya, seorang anak yang sangat ahli dalam mata pelajaran tertentu atau memiliki bakat alami dalam bidang seni atau musik memerlukan pujian dalam bidang-bidang tersebut, namun juga banyak insentif untuk mengembangkan bakatnya lebih lanjut.
Misalnya, orang tua dan anak dapat mengikuti kelas seni bersama atau membaca buku bersama dengan topik yang menarik minat anak serta memperkuat kreativitas dan rasa percaya diri. Penguatan positif ini tidak hanya berdampak pada harga diri anak, namun juga keterampilan sosialnya.
Anak-anak yang merasa yakin akan kemampuannya akan lebih terbuka terhadap tantangan dan tidak terlalu takut gagal.
Melatih kecerdasan emosional
Aspek penting lainnya dari psikologi positif dalam pendidikan adalah peningkatan kecerdasan emosional. Ketika anak belajar mengenali dan mengekspresikan emosinya sendiri, ia juga dapat memahami perasaan orang lain. Hal ini pada gilirannya memudahkan mereka untuk berteman atau menyelesaikan konflik.
Kecerdasan emosional dapat dilatih dengan membicarakan perasaan bersama. Misalnya, dalam situasi sulit, orang tua dapat secara sadar bertanya: “Bagaimana perasaanmu?” atau “Menurutmu, mengapa temanmu bereaksi seperti itu?” Percakapan seperti itu membantu anak mengungkapkan perasaannya sendiri dan mengembangkan empati terhadap orang lain.
Anak-anak yang belajar mengatur emosi mereka akan lebih mampu mengatasi stres dan tantangan – sebuah keterampilan yang menjadi semakin penting di dunia saat ini.
Bangun ketahanan
Ketahanan, yaitu kemampuan untuk mengatasi kemunduran dan menjadi lebih kuat dari krisis, merupakan elemen sentral dari psikologi positif. Anak-anak perlu belajar bagaimana menghadapi kegagalan.
Orang tua dapat membantu di sini melalui tantangan yang ditargetkan. Daripada melakukan segalanya untuk anak, Anda bisa mendorongnya untuk memecahkan masalahnya sendiri atau mencoba hal baru. Baik itu mempelajari alat musik, mencoba olahraga baru, atau bereksperimen dengan resep baru: setiap kegagalan kecil menawarkan kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang berharga tentang diri Anda dan untuk berkembang.
Rasa syukur dan perhatian
Cara sederhana namun efektif untuk memasukkan psikologi positif ke dalam pola asuh adalah dengan melatih rasa syukur dan perhatian. Meskipun hal ini mungkin terdengar esoteris pada pandangan pertama, namun sebenarnya tidak demikian. Orang tua dapat membuat “jurnal rasa syukur” harian atau mingguan bersama anak-anak mereka.
Setiap orang menuliskan apa yang mereka syukuri - baik itu hari yang indah di luar ruangan, perjalanan yang telah lama ditunggu-tunggu, atau pertemuan yang menyenangkan dengan seorang teman. Menyadari apa yang indah dan apa yang membuat Anda bahagia melatih pemikiran positif dan juga mempererat ikatan keluarga.
Perhatian penuh juga harus menjadi bagian penting dari pendidikan. Misalnya, penting untuk bisa mengenali kapan Anda stres dan bagaimana bereaksi. Ini membantu Anda mengembangkan strategi untuk mengurangi atau bahkan menghindari stres ini.
Teknik mindfulness dapat membantu, seperti pernapasan sadar atau meditasi singkat. Hal ini meningkatkan kesadaran akan momen saat ini. Anak-anak belajar hidup di sini dan saat ini, yang meningkatkan stabilitas emosi mereka.
Tumbuh dan belajar bersama
Psikologi positif dalam mengasuh anak menawarkan kepada kita sebagai orang tua alat yang berharga untuk meningkatkan kesejahteraan emosional anak-anak kita. Dengan secara sengaja memperkuat keterampilan, menumbuhkan kecerdasan emosional, membangun ketahanan, dan melatih rasa syukur dan perhatian, kita bisa menjadi lebih bahagia sebagai keluarga. Selain itu, konsep pendidikan ini memperkuat kohesi.
Pada akhirnya, pendidikan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak, namun juga mendampingi dan mendukung mereka dalam perjalanan menjadi manusia yang bahagia dan sehat.
Topik lainnya: